Ki Kusumo "Atas Virus Corona, Mesti Melakukan Ritual"

Ki Kusumo 
"Atasi Virus Corona, Mesti Melakukan Ritual"

Wabah virus Corona yang makin masif di Indonesia, membuat semua orang panik. Apalagi pemerintah melakukan pencegahan dengan meminta warganya untuk berkegiatan di rumah. Hal itu membuat Ki Kusumo, paranormal kondang, yang juga produser dan bintang film ini angkat bicara.

Ki Kusumo berharap dengan kasus Virus Covid 19, masyarakat menyikapi masalah yang mendunia ini dengan bijak dan mawas diri dan selalu ingat Tuhan.jz

"Saya melihat ini lebih kepada sebuah peristiwa yang orang Jawa menyebutnya dengan nama PAGEBLUG, yaitu sebuah peristiwa ledakan, sebuah cerita tentang kesialan, sebuah wabah, sebuah penyakit yang menyerang secara sporadis pada setiap manusia seluruh dunia yang sebenarnya dikendalikan oleh makhluk-makhluk tak kasat mata (tidak terlihat oleh mata). Untuk itu cara mengatasinya harus bijak dan hati-hati" ujar Ki Kusumo ketika ditemui dikantor nya di kawasan Bekasi.

Ki Kusumo juga mengingatkan, kita pernah dihantui virus SARS, Flu Burung, Lumpuh Layu, dan lain-lain,  yang kelihatannya sempat menjadi Epidemi. Belum lagi ada beberapa peristiwa-peristiwa lain yang membuat takut dan terjadi secara cepat dan sporadis.  Seperti bencana alam dan sebagainya.

"Jika dalam kepercayaan kami, orang Jawa pasti ingat dengan yang namanya peristiwa Betara Kala. Betara Kala jika secara harfiah diartikan sebagai Dewa Kala, sebuah simbol yang jika sudah waktunya siapapun akan dibinasakan, jika sudah ada tandanya siapapun tak akan bisa melawannya. Apabila seseorang sudah waktunya meninggalkan dunia fana, maka pada saat itu pula Batara Kala akan menjemputnya." Jelas wong Indramayu ini.

Produser Putra Kusuma Pictures ini menyatakan, sebenarnya ini lebih merupakan pada bagian dari alam yang menyeimbangkan tubuhnya, bagian alam yang menyeimbangkan sistemnya, karena sekarang ini sudah banyak sekali hal-hal yang merusak alam, bagaimana  bumi yang sudah semakin tua, bumi yang sudah terbatuk-batuk dan sudah tua luar biasa umurnya dirusak sana-sini. Diambil pohonnya, diambil sumber daya alam, dan lain sebagainya, sehingga terjadi gempa, longsor dan sebagainya. Karena ketidak seimbangan hal tersebut, akhirnya terjadilah di mana sisitem bumi akhirnya sudah tidak seimbang.  Hingga akhirnya bumipun secara alami mengalami atau melakukan sebuah prosesnya.

Kembali menyikapi peristiwa saat ini 'Peristiwa Kala' yang saat ini bisa membuat heboh seluruh dunia. Dimana saat ini seluruh dunia sedang dihebohkan oleh wabah virus Corona (Covid-19).

"Sebagai orang Jawa saya melihatnya, jika tiba-tiba terjadi PAGEBLUG.  Seperti misalnya ada peristiwa hama belalang dimana-mana,  lalu bagaimana kita mengatasinya? Waktu itu ada yang namanya ritual,  sehingga belalangnya pergi.  Bukan dengan cara disemprot dengan bahan kimia,  dan bukan dilakukan sebuah proses yang nyata, bukan itu. Tetapi sebuah proses ritual yang berhubungan dengan alam gaib. Karena biar bagaimanapun hal-hal tersebut ada yang mengatur. Sebuah peristiwa yang berkaitan dengan alam nyata itu ada yang mengatur." Kata Ki Kusumo.

Menurut Ki Kusumo,ada sebuah energi yang membuat mereka melakukan tindakan dan perbuatan yang terjadi seperti sekarang ini. Jadi,  kalau kita kembali lagi mengingat zaman dulu, ketika hama tikus menyerang.  Orang tidak melakukan tindakan membunuh,  mengejar ataupun melempar tikus,  tetapi melakukan proses ritual sehingga sawah terbebas dari tikus.

Atau kita coba mengingat zaman sebelum era teknologi seperti sekarang, dimana masih menggunakan cara tradisional, obat-obatan pun belum mumpuni dan hebat seperti saat ini.  Tetapi faktanya,  masyarakat bisa tetap hidup bertahan,  dan melanjutkan kehidupannya dari zaman itu hingga sampai saat ini.

"Artinya,  zaman dahulu kita sudah memiliki sebuah tekhnologi yang berkaitan dengan dunia spiritual. Jangan pernah lupakan sejarah,  bahwa kita tidak dilahirkan dari lubang batu,  ada sebuah proses yang akhirnya kita ada sampai saat ini,  detik ini. " Ujar Ki Kusumo.

Karenanya, Ki Kusumo berpesan, jangan pernah lupakan Tuhan, jangan pernah lupakan bahwa di alam nyata ada alam tidak nyata, bahwa kita hidup berdampingan. Semua harus saling menghargai, mentoleransi sehingga keseimbangan alam itu terjadi. Dalam kondisi seperti ini saya melihat wabah virus Corona (Covid-19) sudah begitu luar biasa, sudah melebihi alam fikir kita, begitu cepatnya beredar, begitu banyaknya korban." Pungkas Ki Kusumo

(Buyil)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aksi Heroik Ditunjukkan TRC Pos SAR Selayar Tembus Jalur Evakuasi Utama Menggunakan Kuda Besi

Ulang Tahun ke 55 Rahayu Kertawiguna mendapat Kado Istimewa dari Forwan

Inlah Cerita Kasus Ayahnya Adik Kita Junaedi Appatunru,